Di tengah tumpukan buku yang selalu setia menunggu giliran untuk dibaca, ada inspirasi yang keluar. Inspirasi yang ternyata sudah tersimpan lama dan tak ada yang menyentuh. Inspirasi mungkin bukan kata yang paling tepat. Saya lebih suka menyebutnya: kebutuhan. Ya, membaca dan menulis: kebutuhan.
Membaca, kata yang gampang dieja dan teramat sulit dilakukan. Banyak orang takut membaca. “Gimana mengingat yang kita baca itu smua,” komentar mereka. Sebuah apologi yang menyalahi semua kaidah-kaidah keilmuan.
Yang jelas dan yang buat aku merasa lebih beruntung, aku tidak bagian dari mereka yang disebutkan di atas.
Kembali, membaca maupun menulis bagiku adalah kebutuhan. Kebutuhan yang buat kepala pusing berkeliling-keliling jika tidak dipenuhi. Ungkapan yang terkesan hiperbol? Sama sekali tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar